
![]() |
Pesawat Wings Air berhenti beroperasi di bandara Aroeppala Kabupaten Kepulauan Selayar (Photo: Istimewa) |
Realitynews.web.id | SELAYAR – Hanya berselang kurang dari dua bulan sejak momen bersejarah penerbangan perdana Wings Air kembali mendarat di Bandara Aroeppala pada 20 Maret 2025, kini bandara kebanggaan masyarakat Selayar itu kembali sunyi. Ruang tunggu yang sempat dipenuhi antusiasme penumpang dan pejabat kini lengang, tanpa aktivitas penerbangan komersial satu pun menuju Makassar.
Padahal saat itu, Gubernur Sulawesi Selatan dan Bupati Kepulauan Selayar turut hadir bersama Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar dalam penerbangan perdana tersebut. Harapan akan hidupnya konektivitas udara dan meningkatnya geliat pariwisata pun sempat membuncah.
Namun, kenyataan di Mei 2025 justru berbanding terbalik.
"Terakhir kali Wings Air terbang itu akhir bulan April. Setelah itu dihentikan karena load factor di bawah 50 persen," ujar Kepala UPBU Aroeppala, Hery Sugianto, dikutip dari detiksulsel.com. Ia menjelaskan, minat masyarakat yang rendah menjadi penyebab utama, meski harga tiket relatif masih bisa dijangkau.
Pihak bandara kini tengah menjajaki kemungkinan subsidi dari pemerintah daerah maupun pusat untuk menghidupkan kembali rute ini. “Kami berharap ada dukungan agar penerbangan bisa kembali beroperasi. Ini penting, terutama untuk mobilitas masyarakat dan kemajuan pariwisata,” imbuh Hery.
Dampak pada Pariwisata: Keindahan yang Tak Terjangkau
Ketika akses udara lumpuh, sektor pariwisata Selayar pun turut terengah. Dikenal dengan destinasi seperti Pantai Sunari, Taka Bonerate, hingga budaya maritimnya yang khas, Selayar sangat bergantung pada jalur udara untuk menarik wisatawan luar daerah.
Ketiadaan penerbangan membuat wisatawan harus mengandalkan jalur laut yang lebih panjang dan tidak selalu ramah cuaca. Ini menurunkan daya tarik bagi wisatawan yang sebelumnya mengandalkan kemudahan dan kecepatan akses udara.
Bagi para pelaku wisata—hotel, pemandu wisata, penyewa kendaraan, hingga UMKM lokal—berhentinya penerbangan bagaikan tamparan. Potensi kerugian ekonomi membayangi, bahkan bisa mengancam keberlangsungan usaha mereka.
Selayar punya pesona, namun tanpa sayap yang membawa wisatawan ke sana, keindahan itu hanya menjadi cerita yang sulit dijangkau. Pemerintah daerah dan stakeholder terkait perlu segera bertindak, agar denyut nadi pariwisata Selayar tak benar-benar terhenti. (ar)