Notification

×

Iklan

Iklan

Fakta Sebenarnya di Balik Video Viral TikTok Rachel tentang Trip Festival Takabonerate 2024

Rabu, Juni 11, 2025 | 23.30 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-11T16:13:15Z

 

Kapal pengangkut peserta trip Festival Takabonerate 2024 (Photo: crew Wonderful Selayar) 


Realitynews.web,id | SELAYAR, -- Sebuah video dari akun TikTok @rachelsukapergi yang mengungkapkan kekecewaan terhadap pengalaman open trip dalam rangka Festival Takabonerate 2024 di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, tengah menjadi sorotan publik. Meskipun kegiatan tersebut berlangsung pada Oktober 2024, video itu baru diunggah pada awal Juni 2025 dan kini telah viral di berbagai platform media sosial.

Dalam video berdurasi 1 menit 41 detik tersebut, Rachel mengeluhkan sejumlah hal, seperti penginapan, makanan, ketersediaan air untuk mandi, aktivitas diving, hingga fasilitas kapal. Unggahan tersebut memicu beragam reaksi dari warganet.

Klarifikasi Penyelenggara: Banyak Informasi Tidak Akurat

Penyelenggara open trip, Wonderful Selayar, akhirnya angkat bicara dan memberikan klarifikasi resmi. Mereka menyatakan bahwa isi video tersebut tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Andi Syahrir, operator sekaligus leader trip dari Wonderful Selayar, menegaskan bahwa Rachel tidak mengikuti program live-on-board (menginap di kapal). Sejak awal, seluruh peserta telah diinformasikan bahwa akomodasi akan menggunakan homestay milik warga lokal. Informasi ini, menurutnya, telah tercantum jelas dalam brosur resmi.

“Trip tersebut menggunakan kapal hanya sebagai transportasi antar-pulau dan untuk aktivitas laut, bukan untuk menginap. Selain itu, jumlah peserta dibatasi maksimal 15 orang demi menjaga kualitas layanan,” ujarnya dalam konferensi pers di Hotel Syafira, Sabtu (11/06/2025).

Andi juga meluruskan informasi terkait konsumsi makanan selama trip. Ia menyebut bahwa Rachel beberapa kali tidak hadir dalam sesi makan bersama di homestay, termasuk saat acara pembukaan Festival Takabonerate 2024 di Pulau Jinato.

Lebih lanjut, Rachel diketahui tidak mendaftar sebagai peserta diving, melainkan hanya mengambil paket snorkeling.

“Namanya tidak tercatat dalam manifes peserta diving. Bahkan, beberapa agenda juga tidak diikutinya,” tambah Andi.

Sebagai bentuk itikad baik, pihak operator Wonderful Selayar menawarkan tiga opsi penyelesaian kepada Rachel:
  1. Menghapus video dari media sosial;
  2. Membuat klarifikasi bahwa isi video tidak sesuai kenyataan;
  3. Jika tidak ditindaklanjuti, maka akan menempuh jalur hukum.

Pihak pembuat video dan operator trip Wonderful Selayar akhirnya menyelesaikan persoalan ini melalui musyawarah. Kedua belah pihak sepakat untuk berdamai. Rachel pun telah menyampaikan permintaan maaf secara pribadi kepada Wonderful Selayar dan asosiasi terkait, serta menghapus video tersebut dari akun TikTok miliknya.

Namun, meskipun video asli telah dihapus, versi serupa masih muncul di beberapa akun lain yang diduga berkaitan, seperti @hungryboyzsedayuchity dan @andryharyantorrr.

Tanggapan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Selayar

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Selayar, Nur Ihsan Chaerudin, menyayangkan penyebaran informasi yang dinilai tidak berimbang.

“Konten seperti ini sangat berpotensi mengganggu citra pariwisata daerah. Kami sangat terbuka terhadap kritik, tetapi kritik harus disampaikan berdasarkan fakta dan secara bertanggung jawab,” tegas Nur Ihsan.

Ia menambahkan bahwa Festival Takabonerate merupakan salah satu program unggulan dalam pengembangan pariwisata bahari di Sulawesi Selatan yang telah memberi dampak positif bagi ekonomi lokal.

“Video seperti ini dapat merugikan pelaku usaha lokal dan merusak kepercayaan wisatawan. Kami akan terus memantau serta mendorong pendekatan edukatif agar wisatawan dan pembuat konten lebih bijak dalam menyampaikan pengalaman,” ujarnya.

Pihak Wonderful Selayar bersama Dinas Pariwisata mengimbau wisatawan dan kreator konten untuk selalu melakukan verifikasi informasi sebelum membagikan pengalaman secara publik. Etika dalam berbagi konten menjadi kunci menjaga keharmonisan antara wisatawan, penyelenggara, dan masyarakat lokal.
(AR

×
Berita Terbaru Update