Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Peringati Hari Santri, Nusron Wahid Ajak Generasi Muda Isi Kemerdekaan dengan Karya

Kamis, Oktober 23, 2025 | 22.42 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-23T14:42:38Z

 

Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid wawancara dengan awak media usai upacara peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Kota Bekasi, Jawa Barat (Photo: Istrimewa). 


Realitynews.web,id | BEKASI, – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengajak para santri di seluruh Indonesia untuk meneguhkan tekad menjadi generasi yang mampu menyejahterakan rakyat dan memajukan bangsa.


Pesan itu disampaikan Nusron saat memimpin upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (22/10/2025).


“Santri harus mempunyai tekad mampu menyejahterakan rakyat Indonesia. Santri tidak hanya bertekad mencerdaskan bangsa, tetapi juga memakmurkan bangsa,” ujar Nusron di hadapan ribuan santri.


Menurutnya, santri saat ini menghadapi tantangan berbeda dari masa perjuangan kemerdekaan. Jika dulu para santri dan kiai berjuang mengusir penjajah, kini perjuangan mereka adalah mengisi kemerdekaan dengan karya, inovasi, dan kepemimpinan yang membawa kemakmuran bagi umat.


“Ketika keberadaan dan kontribusi santri telah diakui di masa lalu, maka kini tantangannya adalah bagaimana peran kita dalam mengisi 80 tahun Indonesia merdeka. Santri tidak boleh disingkirkan dalam panggung Indonesia,” tegasnya.


Nusron mengingatkan makna historis Hari Santri yang erat kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan. Ia menyebut peristiwa 22 Oktober 1945 menjadi titik awal jihad para santri dan kiai yang kemudian berpuncak pada perlawanan 10 November 1945 di Surabaya.


“Antara Hari Santri dan Hari Pahlawan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Tidak akan ada perlawanan di Surabaya tanpa jihad para santri dan kiai,” jelasnya.


Lebih lanjut, Nusron mengutip pandangan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tentang tiga pilar kepemimpinan umat: *ilmal ulama, hikmat al-hukama*, dan *wasiyasatal muluk*. Ia menegaskan bahwa santri harus mempersiapkan diri tidak hanya sebagai ulama, tetapi juga teknokrat dan negarawan.


“Santri harus siap menjadi kader ulama sekaligus kader teknokrat yang ahli di berbagai bidang seperti kedokteran, teknologi, keuangan, dan energi. Santri juga harus siap menjadi negarawan yang berjiwa besar, memimpin dengan semangat persatuan tanpa dendam,” tutur Nusron.


Ia pun menekankan pentingnya sanad keilmuan dalam belajar agama agar para santri tidak terjebak pada pemahaman dangkal yang menyesatkan.


“Belajar agama harus *talaki* dan bersanad, tidak cukup hanya dari media sosial. Sanad itu bagian dari agama. Tanpa sanad, orang bisa tersesat dan mengaku berpendapat atas nama agama,” pesannya.


Di akhir amanatnya, Nusron berharap eksistensi santri di Indonesia semakin nyata dan kontribusinya makin konkret untuk kemajuan bangsa.


“Semoga eksistensi santri di Indonesia makin nyata, dan kontribusinya makin konkret untuk membangun kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat Indonesia,” pungkasnya.


Dalam upacara tersebut hadir Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Abah Abu Bakar Rahziz, Tenaga Ahli Bidang Komunikasi Publik Rahmat Sahid, serta Kepala Kantor Pertanahan Kota Bekasi Heri Purwanto beserta jajaran. (*) 

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update