
![]() |
Ilustrasi kelangkaan bensin, seorang mengambil benain dari tengki motor (Photo: Istimewa) |
"Sudah hampir seminggu kami tidak bisa melaut karena tidak ada bensin. Kalau pun ada, harganya terlalu mahal," ujar seorang nelayan di Desa Bonerate.
Di Desa Lambego, BBM jenis bensin seperti Pertalite dan Pertamax juga dilaporkan habis. Harga eceran di wilayah ini mencapai Rp18 ribu per liter, jauh di atas harga normal.
“BBM di Desa Lambego sangat langka. Kemarin harga bensin mencapai Rp18 ribu per liter. Kalau solar masih tersedia,” ungkap Inchi, warga setempat.
Sementara itu, di Desa Bonea, ketersediaan BBM benar-benar habis total. Satu-satunya bensin yang tersisa adalah yang masih berada di dalam tangki sepeda motor milik warga. Kalaupun ada yang menjual, harganya menembus Rp25 ribu per liter. Hal ini terjadi karena bensin tersebut didatangkan dari wilayah Pasitallu, Kecamatan Takabonerate, di luar wilayah Pasimarannu.
"Setelah lebaran, bensin langsung habis karena belum ada kapal barang yang masuk. Kalau pun ada, harganya bisa mencapai Rp25 ribu per liter karena dipesan dari Pasitallu. Untuk kebutuhan sehari-hari, kami terpaksa mengambil bensin dari tangki motor yang tidak digunakan,” jelas Amran, warga Desa Bonea.
Harga normal bensin di wilayah ini biasanya berkisar antara Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per liter. Namun, kelangkaan ini diprediksi akan berlangsung cukup lama, setidaknya hingga kapal pengangkut barang dari Kecamatan Pasimarannu berlayar menuju Benteng, ibu kota Kabupaten Kepulauan Selayar. Estimasinya, BBM baru akan tersedia kembali dalam waktu dua hingga tiga minggu ke depan.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera turun tangan dan mengambil langkah konkret untuk mengatasi kelangkaan ini, demi menjaga agar roda perekonomian di wilayah kepulauan tidak semakin lumpuh. (Ar)