
![]() |
Seorang pemancing sedang straight (Photo: Istimewa) |
Lebih dari sekadar ajang kompetisi, turnamen ini adalah momentum strategis untuk mendorong pemanfaatan sektor kelautan secara berkelanjutan—khususnya dalam bidang pariwisata dan ekonomi masyarakat pesisir. Kepulauan Selayar yang terletak di ujung selatan Sulawesi Selatan memiliki posisi geografis yang unik, karena seluruh wilayahnya dikelilingi laut. Hal ini menjadikan Selayar satu-satunya kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki karakteristik kepulauan sejati.
Camat Bontoharu, Andi Batara Gau, menegaskan bahwa keunggulan wisata bahari Kepulauan Selayar tidak bisa disamakan dengan daerah lain di Sulawesi Selatan. Selain garis pantainya yang panjang dan beragam, Selayar memiliki kawasan terumbu karang yang masih sangat terjaga, serta keunikan geografis yang membuat wisata laut di wilayah ini seharusnya tidak mengenal musim sepi.
"Selayar memiliki kekuatan pariwisata laut yang tidak ada matinya. Ketika musim barat tiba dan arus gelombang air laut di wilayah barat membesar, maka kegiatan wisata seperti snorkeling, diving, maupun memancing dapat dialihkan ke wilayah timur pulau yang lebih tenang. Begitu pula sebaliknya. Artinya, aktivitas wisata laut bisa berlangsung sepanjang tahun tanpa gangguan peralihan musim.” ujar Andi Batara Gau.
Keunggulan inilah yang tidak dimiliki oleh banyak daerah lain di Sulawesi Selatan. Di tempat lain, aktivitas wisata laut biasanya bergantung pada cuaca dan musim, namun di Selayar, fleksibilitas geografis memungkinkan pengaturan yang adaptif.
Fishing Tournament ke-3 ini juga menjadi ruang promosi bagi keberagaman wisata laut Selayar yang layak dikembangkan, mulai dari memancing rekreasi, snorkeling, diving, hingga wisata edukatif di kawasan konservasi seperti Taman Nasional Takabonerate—gugusan atol terbesar ketiga di dunia.
Aktivitas ini berkontribusi langsung terhadap ekonomi masyarakat lokal. Perputaran uang yang tercipta dari turnamen dan kegiatan wisata sekitarnya mampu menggerakkan sektor perhotelan, kuliner, jasa perahu wisata, hingga UMKM penghasil produk kerajinan dan olahan hasil laut.
"Dengan mengembangkan wisata berbasis laut, kita tidak hanya menjual pemandangan, tapi juga memberdayakan masyarakat. Infrastruktur wisata akan tumbuh, lapangan kerja tercipta, dan identitas Selayar sebagai destinasi bahari nasional akan semakin kuat.” lanjut Camat Bontoharu.
Pemerintah kecamatan dan daerah berharap agar turnamen ini menjadi agenda tahunan yang terus ditingkatkan skalanya, bahkan bisa menjadi magnet wisata internasional. Untuk itu, kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, pelaku wisata, komunitas selam, dan masyarakat nelayan sangat dibutuhkan agar potensi laut yang dimiliki Selayar dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.
Fishing Tournament ke-3 bukan hanya tentang siapa yang mendapat ikan terbanyak, tapi juga tentang siapa yang paling siap menjaga dan mengelola laut untuk generasi masa depan. (AR)