Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kenapa 23 Juli Diperingati Sebagai Hari Anak Nasional? Ini Sejarahnya!

Kamis, Juli 24, 2025 | 10.35 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-24T02:35:02Z

 

Anak anak pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar (Photo: Asri to') 

Realitynews.web.id,– Tanggal 23 Juli kembali diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN) 2025, menandai komitmen nyata bangsa Indonesia dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak. Tahun ini merupakan peringatan ke-41, mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” dengan tagline “Anak Indonesia Bersaudara”.

Penetapan 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional memiliki dasar historis yang kuat, yaitu bertepatan dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Melalui Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1984, Presiden Soeharto kemudian menetapkan tanggal ini secara resmi sebagai hari peringatan nasional.


Hari Anak Nasional bukan sekadar agenda seremonial tahunan. Momen ini menjadi pengingat bagi seluruh elemen bangsa bahwa anak-anak merupakan aset berharga yang harus dijaga, dihormati, dan diberdayakan demi masa depan Indonesia.


Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), tema HAN tahun ini selaras dengan visi besar menuju 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045, di mana anak-anak diharapkan menjadi tonggak utama pembangunan bangsa.


Peringatan Hari Anak Nasional sesungguhnya telah dirintis sejak 1951 saat Kongres Wanita Indonesia (Kowani) mengusulkan perlunya Hari Kanak-Kanak Nasional sebagai bentuk perhatian terhadap perlindungan dan kesejahteraan anak.


Perayaan perdana dilakukan melalui kegiatan Pekan Kanak-Kanak pada tahun 1952 di Istana Merdeka dan dihadiri langsung oleh Presiden Soekarno. Seiring berjalannya waktu, tanggal peringatan sempat mengalami beberapa kali perubahan dari pekan kedua bulan Juli, kemudian digeser ke awal Juni, sebelum akhirnya diputuskan secara tetap pada 23 Juli pada masa Orde Baru.


Untuk tahun 2025, terdapat lima subtema utama yang menyoroti isu-isu penting terkait anak:

  • Generasi emas bebas stunting
  • Anak cerdas digitalS
  • Stop perkawinan anak
  • Hentikan kekerasan terhadap anak
  • Pendidikan inklusif untuk semua

Kelima subtema ini mencerminkan pentingnya menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan mendukung pertumbuhan optimal anak-anak Indonesia. Pemerintah juga terus mendorong sinergi lintas sektor untuk memperkuat pemenuhan hak anak, termasuk melalui edukasi digital dan peningkatan akses pendidikan yang merata.


Melalui peringatan HAN 2025, pemerintah mengajak seluruh masyarakat—termasuk orang tua, guru, komunitas, hingga pemangku kebijakan—untuk terus aktif dalam mewujudkan masa depan bangsa yang cerah, inklusif, dan berorientasi pada anak.


HAN 2025 adalah momentum penting untuk memperkuat komitmen nasional dalam menjamin setiap anak tumbuh dengan bahagia, sehat, dan terlindungi—sebagai generasi penerus menuju Indonesia Emas 2045. (*)

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update