 |
| Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid menyampaikan npentingnya peta yang akurat sebagai dasar pengambilan kebijakan pembangunan nasional (Photo: Istrimewa) |
Dalam pidatonya, Menteri Nusron menegaskan bahwa keberhasilan transformasi di sektor pertanahan sangat bergantung pada akurasi peta yang disusun oleh para surveyor.
“Saya yakin, keberhasilan transformasi dunia pertanahan ini ditentukan oleh Bapak/Ibu sekalian. Saya minta, kalau bisa tolong dibuatkan peta surveinya yang akurat, yang mengedepankan mitigasi risiko,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa peta seharusnya menjadi solusi dari berbagai persoalan pertanahan, bukan justru memunculkan masalah baru.
“Ketika Bapak/Ibu menyusun peta, harus ada keyakinan bahwa peta ini akan menjadi alat penyelesaian masalah. Jangan sampai malah menjadi sumber lahirnya masalah,” tegas Nusron.
Pernyataan tersebut menjadi relevan dalam konteks pelaksanaan *Integrated Land Administration and Spatial Planning Project (ILASPP)* 2025, proyek yang didukung oleh Bank Dunia dan menempatkan data spasial sebagai landasan utama dalam perencanaan pembangunan nasional. Para surveyor pun memegang peran penting dalam menghasilkan data spasial yang valid, andal, dan bermanfaat bagi arah kebijakan ke depan.
“Kami titip, mudah-mudahan ILASPP bisa berjalan dengan baik, *prudent*, dan menghasilkan output terbaik. Semoga program ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan pembangunan masa depan,” tambah Nusron.
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Badan Informasi Geospasial, Muh. Aris Marfai. Menteri Nusron juga didampingi oleh Direktur Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang (Dirjen SPPR) Virgo Eresta Jaya, Dirjen Tata Ruang Suyus Windayana, Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi Dwi Budi Martono yang juga menjabat Wakil Ketua Umum I ISI, serta sejumlah pejabat tinggi pratama dari Kementerian ATR/BPN. (*)
