![]() |
Menhub Dudy bersama Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Selayar, Natsir Ali, meninjau Seaplane, di kawasan CPI, Makassar. (FOTO: Anwar/Herald Sulsel) |
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan, pengoperasian seaplane di Sulsel akan difokuskan untuk pelayanan darurat, seperti kesehatan, sekaligus mendorong sektor pariwisata.
“Kita bicara mengenai pelayanan khususnya pelayanan kesehatan, di mana masyarakat membutuhkan yang lebih cepat, seaplane menjadi alternatif supaya kita bisa melayani masyarakat dengan cepat,” ujar Dudy usai meluncurkan seaplane sekaligus melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan water aerodrome Sulsel di CPI, Makassar, Senin (11/8/2025).
Menurutnya, moda transportasi ini dapat menolong pasien yang membutuhkan perawatan lebih lengkap di kota besar, khususnya Makassar. Selain itu, wisatawan juga akan diuntungkan karena bisa menghemat waktu perjalanan ke berbagai destinasi.
“Kemudian juga wisatawan, kita bisa menghemat waktu. Wisatawan bisa menjangkau wilayah-wilayah pariwisata dengan cepat dan nyaman, sehingga bisa meluangkan waktu di tempat wisata,” lanjutnya.
Meski diakui tarifnya tidak akan semurah kapal laut karena kapasitas angkut yang terbatas, Dudy menegaskan bahwa biaya bukan menjadi persoalan utama.
“Ini bukan soal biaya, ini kita memudahkan Pemda untuk menjangkau wilayah-wilayah kepulauan. Kalau dilihat dari segi biaya, kemungkinan ya nanti kita verifikasi memang lebih murah kapal, karena kapal bisa muat banyak,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menuturkan, jalur yang dibidik untuk pengoperasian pesawat amfibi meliputi Takabonerate–Labuan Bajo, Bone, Toraja, Kendari, hingga Kalimantan. Pemerintah daerah akan bekerja sama dengan operator penerbangan FlyJaya dan StarWisata.
Ia optimistis langkah ini akan membuat pelayanan masyarakat di wilayah kepulauan menjadi lebih merata, cepat, dan berdampak positif pada perekonomian daerah.
Bupati Kepulauan Selayar, Natsir Ali, menambahkan manfaat besar lainnya: mempercepat rujukan pasien.
“Selama ini warga harus menempuh perjalanan berhari-hari lewat laut dan darat. Dengan akses udara yang cepat, nyawa pasien bisa lebih banyak diselamatkan,” tegasnya. (War/Ar)