![]() |
Menu program Aksi Stop Stunting 2025 di Kabupaten Kepulauan Selayar (Photo: Tim/realitynews.web.id |
Dari pantauan awak media, beberapa catatan mencuat usai menerima laporan warga. Pertama, menu makanan tambahan (PMT) yang dibagikan kerap tidak sesuai dengan jadwal menu yang ditetapkan. Ada pula temuan pengurangan volume makanan. Tak kalah krusial, cara pendistribusian dinilai jauh dari standar higienis, lantaran makanan diangkut menggunakan mobil bak terbuka yang hanya ditutupi tenda atau terpal plastik.
Seorang ibu penerima manfaat mengeluhkan ketidaksesuaian menu dengan kebutuhan bayinya.
“Begini, Pak. Makanan yang diberikan belum bisa dicerna anak saya. Ini menu untuk anak usia dua tahun. Jadi saya terpaksa bawa pulang, lalu saya masak ulang supaya lebih lembek,” ungkapnya dengan nada kecewa. Rabu (13/08/2025).
![]() |
Mobil pengantar paket makan program Aksi stop. Stunting 2025 saat melakukan pendistribusian ke rumah gizi dikelurahan Bontobangung (Photo: Tim/realitynews.web.id) |
Sorotan serupa datang dari Babinsa Bontobangung, Pelda Suhaedy yang turut mengawasi jalannya program. Menurutnya, seharusnya ada perbedaan menu bagi bayi di bawah usia 1 tahun dan anak usia di atas 1 tahun. Hal ini penting agar tujuan program benar-benar tepat sasaran.
Pengamatan di Rumah Gizi Nekara, Lingkungan Tangnga-Tangnga, Kelurahan Bontobangun, Kecamatan Bontoharu, memperlihatkan adanya 30 balita dan 2 ibu hamil yang menjadi penerima manfaat. Kegiatan juga dihadiri pendamping kader Posyandu, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), TPGD, serta kader PKK.
Program Aksi Stop Stunting 2025 sendiri mulai berjalan sejak 8 Agustus 2025 dengan target waktu selama tiga bulan. Tujuannya adalah meningkatkan asupan gizi balita dan ibu hamil sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di Sulawesi Selatan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan masih ada pekerjaan rumah serius terkait penyediaan menu yang sesuai standar gizi, kualitas distribusi, hingga higienitas layanan.
Sumber internal dari petugas distribusi menyebutkan, dapur penyedia PMT berlokasi di Dusun Pariangan, Desa Harapan, Kecamatan Bontosikuyu. Namun, pengawasan mutu dan distribusi disebut perlu lebih diperketat agar program yang menyasar masa depan generasi ini tidak sekadar menjadi formalitas.
Penulis: Andi Rusman