Notification

×

Iklan

Iklan

Angkanya Mengejutkan! Begini Perubahan Cara Orang Indonesia Konsumsi Berita di 2025

Selasa, November 18, 2025 | 02.58 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-23T12:37:55Z

 

Ilustrasi nonton nerita di kanal YouTube (Photo: Istimewa) 


Realitynews.web,id | JAKARTA – Pola konsumsi berita masyarakat Indonesia terus mengalami perubahan signifikan. Berbagai laporan terbaru menunjukkan minat netizen terhadap berita digital—baik melalui media siber maupun kanal YouTube—mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah pengguna internet nasional dan tingginya durasi penggunaan platform video. Selasa (18/11/2025) 


Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat jumlah pengguna internet pada 2025 mencapai lebih dari 229 juta orang atau sekitar 80 persen dari populasi. Kondisi ini memperkuat posisi media online sebagai salah satu sumber informasi utama masyarakat.


Di sisi lain, laporan *Digital News Report* Reuters Institute menunjukkan pergeseran preferensi konsumsi berita masyarakat Indonesia. Sekitar sepertiga responden dalam survei menyebut YouTube sebagai sumber utama untuk mencari berita. Platform video tersebut kini tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga ruang bagi publik memperoleh informasi harian, perkembangan politik, liputan peristiwa, dan konten analisis.


Media sosial dan aplikasi pesan instan turut berperan besar dalam distribusi berita. WhatsApp menjadi salah satu platform yang paling sering digunakan netizen untuk mengecek sekaligus menyebarkan tautan dan potongan berita. Pola ini membuat peredaran informasi berlangsung sangat cepat dan bersifat personal antar pengguna.


Berbagai riset digital dari We Are Social dan Google juga mencatat durasi penggunaan internet dan konsumsi video yang sangat tinggi. Pengguna Indonesia menghabiskan banyak jam setiap harinya untuk menonton konten, termasuk konten informatif dan berita, baik dalam format panjang maupun video pendek. Tren tersebut mendorong media untuk memperluas produksi konten audiovisual agar tetap relevan dengan perilaku pembaca.


Meski demikian, tantangan turut mengemuka. Sejumlah analisis mencatat menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap berita serta meningkatnya risiko penyebaran informasi keliru melalui kreator konten digital. Kondisi ini menuntut media memperkuat verifikasi data, menjaga akurasi pemberitaan, dan menegaskan identitas redaksi agar dapat bersaing dengan arus informasi non-jurnalistik.


Perubahan ekosistem ini menunjukkan bahwa media digital kini harus hadir tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga video dan distribusi multiplatform. Dengan basis audiens yang besar dan kebiasaan menonton yang meningkat, YouTube dan media siber diperkirakan akan tetap menjadi kanal utama konsumsi berita di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. (AR) 

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update