![]() |
| Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid hadiri acara Sarasehan Hari Tata Ruang (HANTARU) di Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2025) (Photo: Istimewa) |
Empat visi tersebut, kata Nusron, meliputi ketahanan pangan, kemandirian energi, industrialisasi nasional, dan penyediaan perumahan rakyat yang terjangkau. Semua, ujarnya, saling berkaitan dalam pemanfaatan ruang dan lahan di Indonesia.
“Ketahanan pangan butuh tanah yang harus dilindungi, ketahanan energi juga butuh tanah, industrialisasi butuh tanah, dan perumahan murah pun memerlukan tanah yang sama. Inilah pentingnya tata ruang yang mampu menyeimbangkan semuanya,” ujar Nusron dalam acara Sarasehan Hari Tata Ruang (HANTARU) di Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2025).
Menurutnya, penataan ruang menjadi alat penting untuk menjaga keseimbangan pembangunan antar sektor agar tidak saling tumpang tindih. Karena itu, seluruh Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di daerah harus diselaraskan dengan arah pembangunan nasional.
“Kita harus pastikan niat pembangunan itu benar sejak awal. Kalau salah niatnya maka salah juga tata ruangnya. Kesalahan dalam tata ruang berarti ada yang keliru dalam memaknai visi pembangunan itu sendiri,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Kementerian ATR/BPN akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menuntaskan 2.000 RDTR dalam dua tahun ke depan. Nusron menilai, dengan tata ruang yang sinkron dan berkeadilan, arah pembangunan Indonesia akan lebih jelas menuju kedaulatan pangan, kemandirian energi, kemajuan industri, serta pemerataan akses perumahan bagi seluruh rakyat.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya juga menekankan pentingnya RDTR dalam membentuk kota yang berkarakter dan berkelanjutan.
“RDTR ini memang mengatur zonasi dan penempatan *plotting* pembangunan. Tetapi lebih dari itu, RDTR diharapkan bisa membuat kota bertransformasi dari prototipe yang sama menjadi kota yang kita mimpikan — kota yang berkelanjutan, hijau, dan inklusif,” ujarnya.
Acara tersebut juga dihadiri Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN Ossy Dermawan, sejumlah pejabat tinggi Kementerian ATR/BPN, serta Ketua Ikatan Ahli Perencana Indonesia, Hendricus Andy Simarmata, yang turut memberikan sambutan dalam Sarasehan HANTARU 2025. (*)




