![]() |
| Meteran listrik PLN menampilkan jumlah kwh (Photo: AR/realitynews.web.id) |
Berapa kWh dari Token Rp 100.000?
Tarif pelanggan prabayar non-subsidi PLN berkisar antara Rp 1.352 – Rp 1.444 per kWh, tergantung daya 900 VA hingga 2.200 VA. Dengan tarif tersebut, pembelian token Rp 100.000 rata-rata menghasilkan 900 VA → ±73,9 kWh dan 1.300–2.200 VA → ±69–70 kWh
Jumlah tersebut masih bisa berkurang karena adanya pajak penerangan jalan (PPJ) dan biaya admin.
Contoh Penggunaan: Anak Kos Pakai AC
Bagi penghuni kost yang memakai AC ½ PK sekitar 10 jam per hari (kisaran 4 kWh per hari), token Rp 100.000 bisa bertahan sekitar 17–18 hari.
Namun jika ditambah seperti Lampu, Charger, Kipas angin, TV dan Laptop maka konsumsi harian meningkat sehingga token lebih cepat habis.
Dalam kondisi sangat hemat dan hanya memakai peralatan ringan, token Rp 100.000 bisa bertahan hingga 30 hari.
Faktor yang Mempengaruhi Cepat atau Tidaknya Token Habis yakni;
1. Daya listrik kost — makin besar daya maka tarif per kWh berbeda.
2. Peralatan listrik seperti AC, kulkas, dan kipas adalah penyumbang terbesar.
3. Kebiasaan pemakaian — mematikan AC saat tidak dipakai dapat memperpanjang masa pemakaian.
4. Biaya tambahan — PPJ dan biaya admin mempengaruhi total kWh yang diterima.
Pada kesimpulannya token listrik Rp 100.000 umumnya menghasilkan sekitar 70–74 kWh. Untuk kamar kos dengan pemakaian AC, token dapat bertahan 1–2 minggu. Sementara itu, pada pemakaian hemat tanpa banyak perangkat berat, token bisa bertahan hingga 3–4 minggu.




