Notification

×

Iklan

Iklan

Bukan Lambat, Tapi Bertaruh Nyawa: Fakta di Balik Aksi SAR Rinjani

Senin, Juni 30, 2025 | 19.24 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-30T11:31:22Z

 

Proses evaluasi tim SAR terhadap korban jatuh di gunung rinjani Juliana De Souza Pereira Marins (27), WN Brasil (Photo: Istimewa)


Realitynews.web.id | LOMBOK, – Proses evakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana De Souza Pereira Marins (27), yang terjatuh ke jurang Gunung Rinjani, berlangsung dramatis dan penuh risiko. Tim SAR harus menuruni jurang vertikal sedalam 600 meter, menghadapi hujan badai, suhu dingin, dan medan curam yang rawan longsor.


Korban dilaporkan jatuh pada Sabtu, 21 Juni 2025, sekitar pukul 06.30 WITA, di kawasan Cemara Nunggal, jalur pendakian Sembalun, Lombok Timur. Setelah pencarian intensif, jenazah Juliana ditemukan pada Senin, 23 Juni, berkat bantuan drone thermal oleh tim gabungan SAR, Basarnas, dan relawan.


Medan evakuasi sangat ekstrem. Jalur berbatu dan berpasir yang rapuh, cuaca buruk, serta kabut tebal membuat proses pencapaian lokasi korban berlangsung selama dua hari. Tim harus membuat dua anchor (penaut tali) pada tebing curam untuk bisa menuruni dan mengangkat jenazah secara manual. Dalam proses tersebut, tujuh personel SAR menuruni jurang sedalam 600 meter secara bergantian.


"Jurangnya curam dan vertikal. Evakuasi dilakukan dengan sistem lifting manual, tanpa bantuan helikopter karena medan dan cuaca sangat berbahaya," ujar salah satu anggota tim SAR, dikutip dari berbagai media.


Setelah bermalam bersama jenazah di lokasi, proses pengangkatan korban dilakukan pada Rabu, 25 Juni 2025, mulai pukul 08.00 hingga 14.00 WITA. Bobot gabungan antara jenazah dan tim rescuer yang dievakuasi mencapai lebih dari 560 kilogram. Proses evakuasi dilakukan bertahap, demi menjaga kekuatan anchor dan keselamatan seluruh personel.


Setelah berhasil diangkat ke punggungan, jenazah kemudian dibawa menuju Pos Sembalun dan tiba pada malam hari. Total waktu evakuasi dari dasar jurang ke titik aman memakan waktu lebih dari 12 jam. 


Proses evakuasi ini mengundang perhatian publik internasional dan media asing. Sejumlah pihak sempat mengkritik kecepatan evakuasi, namun Basarnas menegaskan bahwa seluruh upaya telah dilakukan secara maksimal dan dengan mempertimbangkan keselamatan semua pihak.


“Tidak ada ruang bersantai dalam evakuasi ini. Setiap detik adalah perhitungan matang antara risiko dan keselamatan,” ujar Kepala Basarnas Mataram, Made Junetra.


Sebagai dampak evakuasi, jalur pendakian Rinjani via Sembalun sempat ditutup sementara pada 24 Juni, dan kembali dibuka pada 28 Juni 2025.

Juliana De Souza Pereira Marins (27), WN Brasil diphoto menggunakan drone (Photo: Istimewa) 

Fakta Singkat Evakuasi Juliana Marins di Rinjani:

  • Nama korban: Juliana De Souza Pereira Marins (27), WN Brasil
  • Waktu jatuh: Sabtu, 21 Juni 2025
  • Lokasi: Cemara Nunggal, jalur pendakian Sembalun
  • Ditemukan: Senin, 23 Juni 2025 (dengan drone)
  • Evakuasi selesai: Rabu, 25 Juni 2025
  • Kedalaman jurang: ±600 meter
  • Jumlah personel: 48 orang tim SAR gabungan
  • Cuaca: Badai, hujan deras, suhu rendah, kabut tebal


×
Berita Terbaru Update