![]() |
Sepatu latihan anggota Pasukan Pengibar Bendera di kabupaten Kepulauan Selayar hancur (Photo: Istimewa) |
Ironisnya, kondisi ini sudah diketahui pihak pelatih dan bahkan dilaporkan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) selaku penanggung jawab sejak beberapa hari lalu. Janji penggantian sepatu telah diucapkan, namun sampai berita ini diturunkan, realisasinya nol.
Pelatih Paskibraka dari Kodim 1415/Selayar, Sertu Pattawari, membenarkan bahwa keluhan ini sudah lama disampaikan.
"Kami sebagai pelatih telah menyampaikan hal ini ke pihak Kesbangpol. Mereka telah menjanjikan akan segera menggantikan sepatu latihan Paskibraka ini. Katanya sudah dipesankan, tetapi sampai hari ini belum digantikan," ujarnya.
Menurutnya, bukan hanya pelatih yang resah, tetapi juga para orang tua anggota Paskibraka yang mempertanyakan lambatnya penanganan masalah ini.
Padahal, kasus serupa pernah terjadi sebelumnya. Lima anggota Paskibraka putra mengalami kerusakan sepatu hingga tumit bolong dan terkelupas. Saat itu, perlengkapan baru akhirnya diberikan setelah ada sorotan publik.
Menariknya, tiga hari sebelum temuan ini, pada Jumat (8/8/2025), Kepala Kesbangpol Kepulauan Selayar, Andi Daeng, sempat menegaskan bahwa seluruh perlengkapan Paskibraka telah disalurkan sesuai prosedur dan standar kelayakan.
"Seluruh peserta telah menerima sepatu baru secara seragam dan sesuai standar. Namun apabila di lapangan terdapat perlengkapan yang mengalami kerusakan akibat intensitas latihan yang tinggi, kami sudah melakukan penggantian," kata Andi Daeng.
Ia berdalih kerusakan disebabkan medan latihan terbuka, bukan karena kelalaian pengadaan atau distribusi.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan ketidaksesuaian antara pernyataan dan realisasi. Janji penggantian yang disebut “sudah dipesankan” ternyata belum terwujud hingga memasuki hitungan hari terakhir persiapan HUT RI ke-80.
Persoalan sepatu mungkin terdengar sepele, namun bagi tim Paskibraka, perlengkapan yang layak adalah bagian penting dari kesiapan fisik dan mental.
Keterlambatan penggantian sepatu menimbulkan tanda tanya besar:
Mengapa proses penggantian memakan waktu berhari-hari bahkan setelah janji diberikan?
Apakah ada hambatan pada mekanisme anggaran, pengadaan, atau distribusi yang tidak disampaikan ke publik?
Bagaimana jaminan perlengkapan lain yang lebih krusial akan siap tepat waktu?
Hingga berita ini dipublikasikan, pihak Kesbangpol belum memberikan penjelasan terbaru terkait keterlambatan penggantian sepatu tersebut. Publik kini menunggu, apakah janji ini akan benar-benar ditepati sebelum 17 Agustus, atau kembali menjadi catatan buruk dalam persiapan Paskibraka tahun ini. (*)