![]() |
Pangkormar Letjen TNI (Mar) Endi Supardi pimpin pembaretan 527 prajurit muda Marinir di Malang. Baret ungu disebut simbol pengorbanan dan kesetiaan (Photo: Istrimewa) |
Sebelum resmi mengenakan baret, para prajurit terlebih dahulu menempuh pendidikan keras Korps Marinir yang terdiri dari lima tahapan, yakni tahap dasar komando, ketahanan laut, hutan, teknik dan taktik perang gerilya, hingga long march lintas medan dari Banyuwangi menuju Pantai Baruna di Malang Selatan.
Pangkormar menegaskan bahwa prosesi ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi simbol perubahan status para prajurit muda menjadi bagian sejati dari Korps Marinir.
“Upacara ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga merupakan momentum sakral yang menandai transformasi kalian menjadi prajurit Korps Marinir yang sejati. Baret ungu yang akan kalian kenakan adalah simbol kehormatan, pengorbanan, dan kesetiaan pada tanah air. Ini adalah titik awal perjalanan panjang kalian sebagai prajurit pasukan pendarat amfibi yang profesional, militan, dan berkarakter sesuai nilai-nilai luhur Korps Marinir,” ujar Pangkormar.
Ia juga menyinggung tantangan global dan nasional yang saat ini penuh gejolak.
“Perkembangan lingkungan strategis global saat ini penuh dengan gejolak dan masih terjadi peperangan antar negara. Selain itu, keamanan di dalam negeri juga penuh dengan tantangan. Dengan kondisi saat ini maka sangat dibutuhkan kesiapsiagaan TNI, khususnya para prajurit Korps Marinir, untuk selalu hadir di setiap palagan dan memberikan hasil yang membanggakan,” tegasnya.
Sementara itu, Danpasmar 1 Mayjen TNI (Mar) Ili Dasili berharap prajurit muda yang baru saja resmi mengenakan baret ungu dapat menunjukkan dedikasi terbaik mereka.
“Saya berharap para prajurit muda Korps Marinir selalu siap mendukung satuan-satuan pelaksana yang ada di jajaran Korps Marinir,” ujarnya.
Dengan resmi menyandang baret ungu, ratusan prajurit muda ini kini siap mengabdi dan memperkuat barisan pasukan pendarat amfibi TNI AL. (*)