Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Menteri Nusron: Front End Pelayanan Paling Dasar Ada di Kepala Kantor Pertanahan

Kamis, Oktober 30, 2025 | 14.18 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-30T06:18:18Z

 

Pelatihan Manajemen Risiko Tingkat Lanjut Qualified Risk Management Professional (QRMP) Tahun 2025 yang digelar di Aula Nusantara BPSDM Cikeas (Photo: Istimewa)


Realitynews.web.id | JAKARTA – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menegaskan pentingnya peran kepala kantor pertanahan sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan publik yang berkualitas dan bebas risiko.


Pernyataan itu disampaikan Nusron saat membuka Pelatihan Manajemen Risiko Tingkat Lanjut Qualified Risk Management Professional (QRMP) Tahun 2025 yang digelar di Aula Nusantara BPSDM Cikeas, Selasa (28/10/2025).


Menurut Nusron, seluruh produk layanan ATR/BPN memiliki nilai hukum tinggi dan berdampak langsung pada hak kepemilikan masyarakat, sehingga setiap proses penerbitannya harus dilakukan secara hati-hati dan akuntabel.


“Pelatihan manajemen risiko ini sangat penting karena kepala kantor adalah front end pelayanan paling dasar. Kita harus mampu memitigasi potensi risiko yang mungkin muncul dalam setiap pengambilan keputusan,” ujar Nusron secara daring.


Ia menambahkan, keberhasilan layanan pertanahan bukan hanya diukur dari capaian target, tetapi juga dari sejauh mana risiko sudah dipertimbangkan sejak awal.


“Setiap keputusan harus mempertimbangkan potensi risiko agar produk layanan yang dihasilkan benar-benar qualified, akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.


Kepala BPSDM Kementerian ATR/BPN, Agustyarsyah, menjelaskan pelatihan ini diikuti oleh 66 peserta, terdiri atas 63 Kepala Kantor Pertanahan dari 125 kantor prioritas serta tiga Kepala Bagian Manajemen Risiko dari unit teknis pusat.


Pelatihan berlangsung pada 27–31 Oktober 2025 dengan metode klasikal dan pembelajaran intensif. Tujuannya untuk memperkuat kemampuan peserta dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan memitigasi berbagai potensi risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi.


“Kita berharap peserta pelatihan mampu menerapkan sistem manajemen risiko yang lebih terintegrasi dan adaptif di lingkungan kerjanya,” jelas Agustyarsyah.


Nusron juga menekankan bahwa keberhasilan pelatihan tidak hanya ditentukan oleh kurikulum, tetapi juga oleh keseriusan dan disiplin peserta dalam mengikuti proses belajar.


“Kunci pelatihan bukan hanya di dosen atau modul, tetapi di keseriusan peserta untuk benar-benar belajar,” tandasnya.


Pelatihan ini turut dihadiri secara daring oleh Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Ossy Dermawan, serta pejabat tinggi madya dan pratama di lingkungan Kementerian ATR/BPN. (*)


TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update