![]() |
| Rapat Koordinasi mitigasi bencana alam di aula makodim 1415 selayar (Photo: Istimewa) |
Realitynews.web.id | SELAYAR, — Kodim 1415/Selayar menggelar Rapat Koordinasi Mitigasi Bencana Alam di Aula Makodim pada Kamis (04/12/2025) sebagai langkah memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana di wilayah Kepulauan Selayar. Rakor dipimpin langsung Dandim 1415/Selayar Letkol Czi Yudo Harianto, S.T., dan dihadiri berbagai unsur TNI, Polri, pemerintah daerah, serta instansi terkait.
Sejumlah pejabat hadir dalam rapat tersebut, di antaranya Wakapolres Kepulauan Selayar Kompol Kaharuddin S.E., S.H., MM, para Perwira Staf Kodim 1415/Selayar, Danpos AL Letda Laut (P) Hasbullah, serta perwakilan Kesbangpol, Dishub, Basarnas, Satpol PP, BPBD, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial. Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan komitmen bersama menciptakan kesiapsiagaan bencana yang lebih menyatu.
Dalam arahannya, Letkol Czi Yudo Harianto menegaskan pentingnya memperkuat koordinasi antarinstansi, terutama dalam pertukaran informasi cuaca, kondisi wilayah, hingga laporan kejadian secara real-time. Ia juga meminta penguatan sistem komando dan kendali agar tidak terjadi tumpang tindih tugas di lapangan saat penanganan bencana.
Dandim menyoroti perlunya pemetaan wilayah rawan bencana, baik di daratan utama maupun pulau-pulau terluar, untuk mempermudah perencanaan mitigasi dan mobilisasi logistik. Kesiapan personel, peralatan, serta edukasi kebencanaan bagi masyarakat turut menjadi perhatian utama agar langkah penyelamatan awal bisa dilakukan secara mandiri saat bencana terjadi.
Kepulauan Selayar dikenal sebagai wilayah yang rentan angin kencang, gelombang tinggi, banjir rob, dan tanah longsor. Beberapa kecamatan terluar seperti Pasimasunggu, Pasilambena, dan Takabonerate juga menghadapi tantangan geografis yang menyulitkan akses logistik dan komunikasi.
Sebagai tindak lanjut, pada Senin 8 Desember 2025 akan digelar Apel Pasukan dan Perlengkapan untuk memastikan seluruh unsur siap menghadapi potensi bencana.
Rakor juga melahirkan sejumlah rekomendasi strategis, di antaranya:
* Pembangunan Sistem Informasi Bencana Terintegrasi (SIBT) untuk pelaporan cepat lintas instansi.
* Optimalisasi gelar pasukan dan pengecekan perlengkapan, termasuk perahu karet, kapal TNI AL, kendaraan taktis, tenda evakuasi, genset, dan logistik darurat.
* Pemetaan digital titik rawan longsor dan banjir pesisir, melibatkan BPBD, Dishub, dan pemerintah desa.
* Peningkatan edukasi dan pelatihan evakuasi bagi masyarakat, termasuk pemasangan jalur evakuasi.
* Mekanisme mobilisasi cepat antarinstansi untuk menjangkau wilayah terluar yang sering terisolasi saat cuaca ekstrem.
* Penguatan komunikasi laut dan udara untuk memastikan koordinasi tetap berjalan di cuaca buruk.
Menjelang meningkatnya intensitas hujan hingga Maret 2026, seluruh unsur diminta menaikkan status siaga dan terus memantau perkembangan cuaca secara berkala. (*)




