
![]() |
Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid, hadir sebagai pembicara utama dalam kegiatan Kuliah Pakar di UNUSA (Photo: Istimewa) |
“Kekuatan politik dan kekuatan intelektual adalah kunci untuk mengubah keadaan ini. Dulu, negara memberikan konsesi tanah kepada para pengusaha dengan harapan dapat menciptakan efek berganda untuk pemerataan pembangunan dan distribusi pendapatan. Namun hasilnya belum optimal dan perlu dikoreksi. Nah, apakah mahasiswa punya peran dalam proses ini? Punya. Karena mahasiswa adalah bagian dari kekuatan intelektual,” ujar Menteri Nusron di hadapan peserta kuliah umum.
Dalam pidato bertema "Agilitas, Adaptabilitas, Kreativitas, dan Inovasi: Tantangan Kepemimpinan Masa Depan", Menteri Nusron menjelaskan bahwa perubahan tata kelola pertanahan tidak bisa dilakukan secara instan. Ia menekankan perlunya proses bertahap, kolaboratif, dan berbasis negosiasi agar perubahan tersebut tidak memicu konflik antar pemangku kepentingan.
Lebih lanjut, ia mendorong dilakukannya evaluasi terhadap kebijakan redistribusi tanah, terutama dengan meningkatkan partisipasi masyarakat melalui skema kemitraan pola plasma. Menurutnya, langkah ini penting untuk menciptakan kesetaraan.
“Kedepan, kita ingin melihat adanya kesetaraan antarpihak. Dan apakah mahasiswa mampu berperan dalam itu? Sangat bisa,” tegas Nusron.
Menutup pemaparannya, Menteri Nusron mengutip ajaran Syekh Abdul Qadir Jailani dan menyampaikan pesan inspiratif kepada mahasiswa agar tidak berhenti belajar dan terus mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan.
“Percayalah dan yakinlah, masa depan dan perubahan dunia ini berada di tangan Allah. Tapi perubahan itu tidak akan terjadi tanpa keterlibatan mahasiswa. Mahasiswa adalah wakil Tuhan dalam menciptakan perubahan di dunia ini. Tanpa mahasiswa, tidak akan ada perubahan,” tutupnya penuh semangat.
Rektor UNUSA, Achmad Jazidie, dalam sambutannya menjelaskan bahwa awalnya kegiatan Kuliah Pakar ditargetkan minimal satu kali per fakultas. Namun kini, kegiatan tersebut telah menjadi agenda rutin di masing-masing program studi, bahkan bisa digelar lebih dari satu kali setiap semester. Ia berharap forum ini memberikan manfaat dan membuka wawasan baru bagi seluruh mahasiswa.
Selain Menteri Nusron, turut hadir sebagai pembicara Prof. Anwar Kurniadi, Guru Besar Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan Republik Indonesia. Acara ini juga dihadiri oleh para Wakil Rektor UNUSA, para dekan dan wakil dekan, ketua program studi (Kaprodi), serta dosen di lingkungan kampus UNUSA. (*)